Kamis, 27 Januari 2011

Ibu, Anak, Musibah, Kesabaran, Keikhlasan . .




foto : zainal arifin (radar bromo-jawa pos group)
BERBAHAYA: Seorang ibu dan anak berjalan di tengah terjangan banjir lahar dingin Gunung Bromo di Desa Pesisir, Sumberasih, Probolinggo kemarin.


Imbas Bromo,
Banjir Lahar
Mengamuk


PROBOLINGGO – Banjir lahar tak hanya terjadi di Magelang, Jawa Tengah, imbas dari gunung Merapi. Di Probolinggo, Jawa Timur, banjir lahar juga terjadi, imbas dari Gunung Bromo. Seperti yang terjadi sore kemarin.
Warga Desa Pesisir, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, yang tinggal di sepanjang tepi Kali Pesisir, saat itu panik. Banjir lahar kembali melanda kali tersebut dan meluber ke perkampungan warga.

Sekitar pukul 16.00, air bah bercampur material pasir sisa erupsi Gunung Bromo menerjang puluhan rumah warga selama sekitar 30 menit. Puluhan hektare sawah juga terendam.

Sampai berita ini ditulis, dilaporkan kejadian yang berlangsung cepat itu tidak sampai menelan korban jiwa. Tampaknya, warga telah memperkirakan. Siang sebelum banjir datang, warga di sepanjang Kali Pesisir diminta berhati-hati oleh warga Kecamatan Sukapura (hulu Kali Pesisir) melalui telepon.

Sebab, di kawasan Sukapura terjadi hujan cukup deras. Hal itu akan menimbulkan banjir kiriman dari Sukapura hingga ke kawasan Pesisir. Tentu saja, air yang datang juga membawa pasir sisa erupsi Gunung Bromo.

Nah, begitu mendengar kabar tersebut, warga Pesisir langsung bersiaga. Hewan ternak, sepeda motor, serta beberapa barang berharga lainnya dikeluarkan dari rumah. ’’Sapeh, embek, kabbi lah siap (Sapi, kambing, semua sudah siap),’’ ujar Karyati, warga Dusun Mawar, Desa Pesisir, kemarin. Barang-barang dan hewan ternak itu diamankan di sepanjang sisi lintasan kereta api (KA) yang lebih tinggi.
Sekitar pukul 17.00, warga masih tampak panik. Mereka bergerombol di sisi rel KA. Sapi dan kambing mereka diikat ke pohon dekat rel KA. Sepeda motor warga juga diparkir di sisi rel KA tersebut.

Kepanikan warga itu menyita perhatian beberapa pengguna jalan pantura yang melintas. Kendaraan roda dua dan empat memperlambat lajunya untuk melihat kejadian tersebut. Arus lalu lintas melambat hingga perbatasan kabupaten dan kota sejauh sekitar 1,5 km.
Meski hanya berlangsung sekitar 30 menit, banjir lahar yang menggenangi perumahan warga hingga setinggi perut itu mencemaskan warga. ’’Ngetek kok, kemmah anak gik tadek (Saya cemas, apalagi anak belum pulang),’’ ujar Marom, warga lainnya.
Itu merupakan banjir lahar kedua di Kali Pesisir. Yang pertama terjadi pada Rabu, 5 Januari lalu. Banjir pertama itu melanda rumah-rumah di sisi barat sungai. Sementara itu, banjir lahar kemarin menggenangi rumah-rumah warga di sisi timur.

Menurut warga, aliran lahar sejatinya tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Lahar terlihat lebih besar karena Kali Pesisir mendangkal. Dengan adanya kiriman dari Kecamatan Sukapura, air bah bercampur pasir dengan cepat meluap ke rumah-rumah dan sawah. ’’Jen nengkek lah Mas (Sudah semakin dangkal, Mas),’’ tegas salah seorang warga.
Sementara itu, Camat Sumberasih Slamet Riyadi saat dihubungi menyatakan, banjir kemarin relatif sama dengan sebelumnya. Demikian pula dengan rumah dan lahan pertanian. ’’Kalau ada penambahan, paling satu sampai dua hektare,’’ ujarnya tadi malam. Hingga tadi malam, pihaknya belum menerima laporan pasti dari Kades setempat.

Dia menjelaskan, Kali Pesisir yang meluap ke perumahan warga kemarin memang telah dangkal. Sebelum terjadi banjir lahar, jarak permukaan air ke tanggul sekitar 4 meter. Kini, jarak tersebut tinggal 1 meter. Karena itu, aliran sungai sepanjang 2,5 km mulai jembatan hingga laut tersebut perlu dikeruk dengan alat berat. (qb/jpnn/c5/zen)