Rabu, 17 November 2010

Haji, Padang Arafah 2010




























16 November 2010

Arafah Sangat Panas, Kesehatan Jamaah Drop
Selesai Jumrah, Ramai-Ramai Potong Rambut


MAKKAH – Setelah prosesi wukuf atau puncak haji di Padang Arafah, menjelang magrib, secara bertahap sekitar tiga juta jamaah dari seluruh dunia bergerak menuju Muzdalifah untuk bermalam (mabit) hingga tengah malam. Lantas, mereka menuju Mina untuk melontar jumrah aqabah dengan kerikil yang diambil dari perbukitan di Muzdalifah.

Arus lalu lintas sangat padat. Kendaraan yang membawa jamaah hampir tak bergerak di Muzdalifah selama beberapa jam. Tepat pukul 24.00, kendaraan mulai bisa bergerak menuju Mina untuk melakukan lempar jumrah.

Selesai ritual tersebut, jamaah memotong rambut (tahallul) beramai-ramai. Sebagian mendatangi beberapa barber shop di sekitar wilayah itu. Sebagian jamaah, khususnya laki-laki, mencukur rambut kepala mereka hingga bersih atau plontos. Sebagian lain sengaja menyisakan rambutnya.

’’Biaya potong rambut 15 riyal (sekitar Rp 37.500) untuk yang ingin menyisakan rambut. Kalau mau botak, cukup 10 riyal karena (cukur) enggak pakai mesin,’’ ujar Wiyono Brahim, jamaah asal Depok, saat ditemui Jawa Pos di Mina kemarin (16/11).
Akbar Madjid, presenter televisi asal Jakarta, memilih hanya memotong sebagian rambutnya supaya tetap bisa tampil siaran. ’’Karena alasan profesi, saya enggak potong gundul. Padahal, sebenarnya pengin juga sih,’’ katanya.

Setelah semua prosesi itu diselesaikan, para jamaah bisa melepas ihram mereka dan merayakan hari raya Idul Adha dengan memotong hewan kurban. Pada hari-hari berikut, jamaah melakukan sejumlah pelontaran (jumrah). Bahkan, sebagian jamaah segera kembali ke Makkah untuk melakukan tawaf ifadha (tawaf haji) dan sai haji.

Di sisi lain, kembali muncul kabar duka dari jamaah haji asal Indonesia. Jumlah jamaah Indonesia yang wafat ketika menunaikan wukuf di Arafah bertambah. Semula dilaporkan dua orang wafat saat wukuf di Arafah, tapi kemudian bertambah menjadi enam orang.
Ketua Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) dr Arnita Hasibuan menuturkan, enam jamaah haji itu wafat saat wukuf di Arafah pada Senin (15/11). Mereka wafat saat masih berada di tenda pemondokan. ’’Enam jamaah tersebut wafat dengan penyebab terbanyak masalah sirkulasi pernapasan,’’ jelasnya.

Menurut dia, dengan tambahan enam jamaah tersebut, jumlah jamaah haji asal Indonesia yang wafat di Tanah Suci menjadi 115 orang. ’’Ketika di Arafah, hingga pukul 18.00 waktu Saudi, ada 90 jamaah Indonesia yang dibawa ke BPHI (Balai Pengobatan Haji Indonesia) karena berbagai sebab,’’ tuturnya.

Jumlah itu masih ditambah jamaah yang dirawat jalan. Dia menyebutkan, banyak jamaah yang kondisinya drop atau menurun saat wukuf di Arafah. Dia menduga hal tersebut mungkin disebabkan sangat panasnya suhu udara di Arafah saat itu, yakni sekitar 40 derajat Celsius.

’’Jumlah jamaah yang dirujuk lebih dari 20 orang. Tapi, saya belum sweeping ke rumah sakit di sekitar,’’ ujarnya. (wir/c5/dwi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar